Berita Terbaru :

Berita Sawahlunto

Wagub Pasang Gembok Kesetiaan


SAWAHLUNTO - Monumen Kesetiaan destinasi Puncak Cemara Sawahlunto terus mendapat kunjungan. Ratusan gembok kesetiaan terpasang menggelantung, di monumen berbentuk lingkaran tersebut.
Tidak ketinggalan, Ketua Kwarda 03 Pramuka Sumbar, yang Wakil Gubernur ranahminang, Muslim Kasim ikut termotivasi melakukan pemasangan gembok pada Monumen Kesetiaan itu.
“Ini ide yang sangat luar biasa, unik dan memotivasi wisatawan untuk datang,” ujar Muslim Kasim, selepas menggelantungkan gembok kesetiaan, yang diatasnamakan Kwarda 03 Pramuka Sumbar, awal pekan ini.
Bagi mantan Bupati Padangpariaman itu, Sawahlunto termasuk kota yang gencar mengembangkan pariwisata dan selalu membuat terobosan dan inovasi baru, yang memacu pertumbuhan wisatawan.
Langkah Sawahlunto, ujar Muslim Kasim, patut dicontoh oleh kota dan kabupaten lainnya di Sumbar. Namun, bukan dengan objek yang sama. Akan tetapi, langkah dan inovasi yang patut ditiru.
Usai memasang gembok, Muslim Kasim menikmati keindahan pusat kota Sawahlunto, dengan menggunakan teropong, yang memperlihatkan sudut-sudut kota lama secara mendetail.
Bagi Muslim Kasim, pemandangan dari Puncak Cemara terbilang sangat indah. Selain menyajikan peninggalan bangunan tua, pusat kota tersebut juga dikelilingi bukit-bukit yang masih hijau.
Sementara itu, Walikota Sawahlunto Ali Yusuf mengatakan, destinasi Puncak Cemara merupakan kawasan wisata keluarga, yang dibangun dengan dana sharing antara Pemerintah Kota Sawahlunto dengan Provinsi Sumbar.
“Mudah-mudahan, kawasan Puncak Cemara ini mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sawahlunto, dan dapat berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat,” ujar Bapak beranak tiga itu.(humas)

Rico Ceper Nilai Wisata Sawahlunto Mendidik

SAWAHLUNTO - Lebih dari dua puluh komedian, musisi dan mantan atlet papan atas nasional, kunjungi beragam destinasi wisata Kota Sawahlunto, Sabtu dan Minggu (13-14/2) akhir pekan lalu.
Selain memiliki kandungan sejarah, para komedian, musisi dan mantan atlet yang tergabung dalam wadah organisasi Komando itu, menilai destinasi wisata Sawahlunto juga memiliki nilai edukasi.
“Tidak hanya untuk berwisata, namun destinasi Sawahlunto juga memiliki kandungan sejarah dan edukasi,” ujar komedian Rico Ceper, ketika mengunjungi kawasan Museum Gudang Ransum.
Rico bersama rekan komediannya Caesar sempat terbelalak ketika melihat beragam peninggalan bersejarah di Museum Gudang Ransum, penanak nasi yang luar biasa besar, serta batu nisan tanpa nama.
Ini peninggalan luar biasa, ungkap Rico Ceper, peninggalan yang bersejarah yang menceritakan Sawahlunto masa lalu. Hendaknya peninggalan tersebut dapat dilestarikan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Komedian Caesar yang terkenal dengan goyangannya itu, tidak dapat mengungkapkan isi hatinya. Bagi pria yang mengaku pertama kali ke Sawahlunto itu, setiap warga negara Indonesia musti datang dan melihat Sawahlunto.
Selain berkunjung ke Museum Gudang Ransum, rombongan yang diketua mantan atlet bulutangkis Taufik Hidayat itu, juga masuk dan merasakan dinginnya hawa Lubang Mbah Soero.
Melintasi lubang dengan kedalaman 15 meter dan panjang 150 meter lebih itu, Taufik bersama rekan-rekannya terlihat sedikit was-was. Kewas-wasan mereka tersebut disebabkan tetesan air yang terus mengalir di sepanjang lubang.
“Was-was juga, lubang yang kami lalui ini terus ditetesi air. Tapi alhamdulillah, hingga keluar dari lubang, kondisi tetap aman. Luar biasa, kami bisa melihat batu bara yang belum ditambang di sana,” tambah Bedu. 
(Humas Pemko Sawahlunto)

KOMANDO Tahan Imbang Sawahlunto All Start


SAWAHLNTO - Tidak hanya berwisata, para komedian, musisi dan mantan atlet yang tergabung dalam organisasi KOMANDO juga menyempatkan diri mengikuti pertandingan sepakbola persahabatan di Kota Sawahlunto.
Tim Komando yang diperkuat pebulutangkis Taufik Hidayat bersama Bedu, Idam, ikmal tobing 1, wahyu, Suryo Agung, nyong serta komedian, musisi dan atlet lainnya. Dua babak bermain, menunjukan kedua tim memiliki kekuatan yang sama.
Sementara di kubu Sawahlunto All Star sendiri dikapteni langsung Walikota Sawahlunto Ali Yusuf, diperkuat Wakil Walikota Ismed, Sekda Rovanly Abdams, Adriyusman, Tawon, Macan, Akmal Weris, Af, Yuri, Mansur, Bambang Satpol sebagai kiper, dan lainnya.
Di bawah komentator komedian Komeng, permainan harus menggunakan babak tambahan. Tim Sawahlunto All Star sempat unggul lebih awal dalam babak tambahan. Hanya saja, dalam waktu satu menit, tim Komando juga berhasil membobol jala Sawahlunto.
Permainan dilanjutnya dengan adu finalti. Hanya saja, drama adu finalti tersebut, juga berakhir dengan kedudukan yang sama. Akhirnya, kedua tim mengambil keputusan untuk melanjutkan pertandingan penentuan, Desember 2015 mendatang.
Usai mengikuti pertandingan, malamnya Komando tampil menghibur masyarakat Sawahlunto. Mulai dari menyanyi, hingga guyonan dan humor yang dimunculkan para komedian.
Kedatangan Komando, tidak terlepas dari peran Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf, yang menjadi bagian dari kepengurusan organisasi tersebut. Ali Yusuf didaulat menjadi pembina organisasi.
Pantas saja, kedatangan tim Komando yang menghibur masyarakat Sawahlunto tidak menyedot biaya besar. “Alhamdulillah, mereka mau datang hanya dengan tiket dan penginapan. Tanpa uang saku sepeser pun,” ungkap Ali Yusuf.
Lawatan komedian, musisi dan mantan atlet tersebut ditutup dengan ikrar janji, yang mereka lakukan di Monumen Kesetiaan yang ada di kawasan wisata Puncak Cemara Sawahlunto.
Ikrar tersebut dilakukan dengan pemasangan gembok yang diukirkan dengan nama Komando Indonesia, Minggu (15/2).
(Humas Pemko Sawahlunto)

Simpang Muaro Kelaban Mulai Diperlebar


SAWAHLUNTO - Penataan kawasan pintu masuk ke Sawahlunto menjadi prioritas, dalam meningkatkan daya tarik wisatawan menuju kota wisata tambang berbudaya. Pintu gerbang masuk, akan terus dipoles agar menimbulkan daya tarik bagi wisatawan.
Untuk memperelok gerbang masuk tersebut, Sawahlunto akan melakukan penataan khusus, dengan pelebaran jalan, serta pembangunan jalan dua jalur. Kali ini, gerbang masuk Muaro Kelaban yang menjadi etalase kota mulai diperbaiki.
Setidaknya, 400 meter ruas Muaro Kelaban – SMP Negeri 6 ‘Kota Arang’, yang menjadi gerbang masuk mulai diperbaiki menjadi jalan dua jalur, dengan melakukan pemotongan bukit, menggunakan biaya pemeliharaan rutin jalan dan jembatan.
“Yang kita lakukan saat ini langkah awal saja, khususnya untuk pemotongan tebing guna pelebaran ruas Muaro Kelaban menuju SMP N 6 Sawahlunto,” ujar Kabid Bina Marga dan Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Sawahlunto, Bibsan Dwi Nanda Ruslan awal pekan ini.
Menurut Bibsan, setelah pemotongan tebing rampung, pelebaran ruas sepanjang 400 meter tersebut akan dilanjutkan dengan pekerjaan peningkatan jalan, dengan pagu anggaran Rp3 miliar, yang dilakukan pihak ketiga.
Sebelumnya, Walikota Sawahlunto Ali Yusuf menyatakan, penataan kawasan pintu masuk ke Sawahlunto menjadi prioritas, dalam meningkatkan daya tarik wisatawan menuju kota wisata tambang berbudaya.
Tiga gerbang pintu masuk, akan terus dipoles agar menimbulkan daya tarik bagi wisatawan. Ketiga gerbang masuk tersebut yakni, ruas jalan di perbatasan Sawahlunto dengan Padang Sibusuk Kabupaten Sijunjung, Perbatasan Sawahlunto dengan Kabupaten Solok, dan perbatasan Sawahlunto dengan Tanahdatar.
“Ketiga gerbang kota yang berada di perbatasan tersebut, merupakan etalase yang harus memberikan daya tarik bagi wisatawan,” ujar Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf kepada Haluan.
Penataan jalan ini menjadi prioritas mulai dalam perubahan APBD 2014 lalu, yang dilanjutkan dalam tahun 2015 ini. Penataan selanjutnya, jalan akan dilengkapi traffic light alias lampu lalu lintas.
Sebagai media promosi, di tiga gerbang kota tersebut akan dipasang papan iklan LCD yang menampilkan berbagai objek wisata yang dapat dinikmati wisatawan di Sawahlunto.
Selain menata tiga titik gerbang pintu masuk, Pemerintah Sawahlunto juga merencanakan menata kawasan pusat kota dengan tema yang sama. Kawasan pusat kota, juga memiliki potensi menjadi etalase promosi wisata.
“Etalase wisata harus cantik dan menarik sehingga memotivasi orang untuk datang berwisata ke kota ini”, ujar pria yang suka melakukan peninjauan lapangan dengan menggunakan motor trabas itu. 
(Humas Pemko Sawahlunto)

BPRS Gajahtongga Makin Berkibar

SAWAHLUNTO - Lebih dari 24 tahun berkiprah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Gajahtongga Kotopiliang Silungkang terus cetak keuntungan. Dari Rp13,8 miliar total aset, bank yang lahir dari prakarsa Gebu Minang itu, berhasil tangguk Rp362,7 juta laba tahun 2014 lalu.
Kepercayaan nasabah menjadi modal utama PT. BPRS Gajahtongga Kotopiliang untuk terus mengembangkan jasa keuangan. Bayangkan saja, aset yang dimiliki berasal dari dana yang dihimpun dari masyarakat melalui tabungan mencapai Rp8,2 miliar.
Sedangkan dana yang dihimpun dari bentuk deposito mencapai Rp3,2 miliar. Besarnya dana yang mampu dihimpun, tidak terlepas dari program tabungan yang dijemput ke rumah nasabah setiap hari.
“Nasabah kami menembus angka 6 ribu orang. Mulai dari orang dewasa, pelajar sekolah menengah, hingga mereka yang masih duduk di sekolah dasar,” ujar Dasril Munir, Direktur Utama BPRS Gajahtongga Kotopiliang, pekan ini.
Aset yang dimiliki BPRS Gajahtongga Kotopiliang juga terus mengalami lonjakan. Di awal berdirinya, BPRS Gajahtongga Kotopiliang hanya memiliki aset Rp750 juta, sembilan tahun berjalan, tepatnya 1999 aset tumbuh menjadi Rp1,8 miliar.
Hingga tutup tahun 2014 lalu, BPRS Gajahtongga Kotopiliang membukukan aset sebesar Rp13,8 miliar. Meski hanya memiliki 17 karyawan, BPRS Gajahtongga Kotopiliang mampu melayani lebih dari 6000 nasabah.
Hingga Januari 2015 ini, pembiayaan yang dilakukan BPRS Gajahtongga Kotopiliang mencapai angka Rp12,3 miliar. Pembiayaan tersebut 72,4 persennya atau Rp8,9 miliar diserap para pedagang. Sedangkan sisanya Rp3,4 miliar diserap pegawai negeri sipil.
Transaksi pembiayaan yang dilakukan BPRS Gajahtongga Kotopiliang Silungkang juga terbilang besar. Setidaknya tercatat pembiayaan maksimal untuk seorang nasabah sebesar Rp300 juta.
BPRS Gajahtongga Kotopiliang sebenarnya berubah ke sistem syariah semenjak empat tahun silam. Perubahan itu, menurut Dasril Munir, tidak terlepas dari keinginan pemegang saham dan nasabah untuk menjadikan BPRS sebagai lembaga keuangan yang bernuansa islami.
Menurut jebolan Formasi Universitas Andalas tahun 1984 silam itu, sistem syariah memberikan kepastian hukum secara islami, tidak ada bunga tetapi berbagi keuntungan. Jika untung, akan sama untung. Begitu juga sebaliknya, rugi juga akan sama rugi.
“Ibarat mengembelih ayam, kita awali dengan menyebut basmalah. Sistem syariah ini, lembaga keuangan islami, yang mengedepankan akte jual beli atau kerja sama,” ungkap mantan wakil rakyat Kota Sawahlunto itu.
Pria yang sempat menjadi dosen di UPI YPTK Padang itu menuturkan, sedangkan untuk nasabah penabung, sistem yang diterapkan  berupa bagi hasil, yang perkiraannya mencapai 5 hingga 7 persen setiap tahunnya.
Upaya pengembangan terus dilakukan, BPRS Gajahtongga Kotopiliang berencana mengembangkan sayap ke salah satu kampus swasta di Kota Padang. Saat ini, dalam tahap penjajakan.
Bapak beranak empat itu meyakini, lembaga keuangan akan terus mendapatkan tempat di tengah masyarakat. Pasalnya, perkembangan perekonomian masyarakat juga semakin besar.
Tidak hanya itu, pertumbuhan penduduk yang semakin besar, dan perputaran ekonomi makin cepat, juga ikut menuntut kebutuhan pembiayaan di tengah masyarakat. Sehingga, peran lembaga pembiayaan keuangan sangat dibutuhkan.
Setidaknya, peningkatan kebutuhan pembiayaan berkisar antara 6 hingga 7 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan pembiayaan tersebut, terbilang sangat besar untuk sebuah lembaga keuangan.
Hanya saja, pemegang Magister Manajemen Fakutas Ekonomi UPI YPTK Padang tahun 2001 itu juga mengkhawatirkan, kecenderungan orang yang kurang bertanggung jawab atas pembiayaan yang dilakukan.
“Dibutuhkan analisa secara benar dan ketat, untuk mengetahui nasabah yang menginginkan pembiayaan memiliki etikad baik. Sangat-sangat ketat, jika tidak lembaga keuangan bisa jeblok,” terangnya.
(Humas Pemko Sawahlunto)

Mawardi Sirin Penjahit Sukses Sawahlunto

SAWAHLUNTO - Bak dokter dengan stetoskopnya, di lehar pria yang satu ini juga menggantung sebuah meteran panjang yang hampir saja menjangkau pinggangnya. Meteran itu, menjadi sahabat setia baginya, dalam menjalani kehidupan.
Berbekal pengalaman menjahit dari sang paman dan beberapa tahun menjadi tukang potong kain di salah satu konveksi di Pulau Jawa, membuat kakek sepuluh cucu ini terus bertahan dengan usaha menjahit, yang telah ditekuninya semenjak 33 tahun silam.
Dibantu sang istri, pria kelahiran 6 Desember 1959 itu, merintis usaha dengan satu mesin jahit, di bedeng seluas 24 meter persegi, yang disewanya di kawasan Muaro Kalaban Kecamatan Silungkang ‘Kota Arang’.
Berkat keyakinannya akan perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap jasa penjahit, kini H. Mawardi Sirin, yang mengembangkan usaha di bawah bendera CV. Ardi Tailor, telah memiliki sembilan karyawan tukang jahit.
Berdiri di ruas Lintas Sumatera yang dilintasi banyak masyarakat dari berbagai daerah, memberikan nilai tambah tersendiri bagi Ardi Tailor dalam mengangkat usaha jahitannya.
Tidak hanya di Sawahlunto, nama Ardi Tailor kini juga berkibar hingga ke Kabupaten Sijunjung dan Dharmasraya. Belasan hingga puluhan stel pakaian dinas maupun biasa, dipotong dan dijahit setiap hari di workshopnya.
“Alhamdulillah, masyarakat terus memberikan kepercayaan dalam memanfaatkan jasa jahitan yang kami sediakan,” ungkap Mawardi Sirin, pekan ini.
Berkembangnya usaha jahitan Ardi tailor, tidak terjadi begitu saja, baginya memenuhi janji dan tepat waktu, menjadi kunci utama dalam mengembangkan usaha jasa tersebut. Jika tidak, bersiap-siap saja untuk ditinggalkan pelanggan.
Bagi pria yang akrab disapa Ardi itu, berusaha itu harus semangat dan tidak ada kata menyerah. Di luar waktu menjalankan perintah Allah SWT, Ardi fokus mengembangkan usaha jahitannya.
Semangatnya itu pula yang membuatnya mampu menyelesaikan kontrak 6.000 stel pakaian karyawan Tambang Batubara Ombilin (TBO), perusahaan tambang batubara yang pernah bersinar terang di Indonesia itu, dalam kurun waktu hanya 70 hari.
Kerapian akan potongan dan jahitan yang dihasilkan Ardi Tailor, membuat pelanggannya terus bertambah dan bertahan. Setidaknya, dalam satu tahun jahitan yang masuk melampaui angka 1.500 stel.
Jumlah jahitan tersebut, belum termasuk pesanan yang bersifat borongan atau pesanan khusus dalam bentuk kelompok dengan satu macam jahitan dari sejumlah perusahaan, organisasi, atau perkumpulan.
Dengan meteran plastik yang selalu setia di pundaknya, Ardi mengungkapkan susahnya mencari tenaga karyawan penjahit maupun tukang potong kain. Padahal, upah menjadi maupun memotong kain terbilang menggiurkan.
Khusus untuk tukang jahit, Ardi menyisihkan 30 persen dari total jasa jahitan yang dibayarkan pelanggan. Sedangkan untuk tukang potong, suami Hj. Hesnar memberikan upah 10 persen.
“Kalau untuk upah potong memang hanya 10 persen. Namun dalam satu hari, tukang potong bisa menyelesaikan perkerjaan hingga puluhan stel. Jika ditotal, sebenarnya pendapatan tukang potong terbilang sangat besar,” terangnya.
Ardi pun membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin belajar mendalami keterampilan menjahit. Bagi yang berminat tidak dipungut bayaran untuk belajar, malah ditanggung makan dua kali dalam sehari.
Jika sudah pandai, mereka yang belajar akan langsung diberikan upah, sesuai dengan hasil pekerjaan yang berhasil diselesaikan. Kalau dihitung, jebolan penjahit yang pernah belajar di Ardi Tailor sudah ratusan.
Ardi melihat, semangat masyarakat, khususnya kaum muda untuk belajar dan mendalami kerajinan menjahit sangat sedikit. Padahal, jika dibandingkan dengan pekerjaan kasar, upah yang didapatkan melalui menjadi jauh lebih menjanjikan.
Setidaknya, dengan menyelesaikan satu hingga dua stel jahitan dalam satu hari, seorang penjahit yang bekerja di Ardi Tailor, akan mampu mengantongi upah sekitar Rp500 ribu setiap akhir pekan.
Upah tersebut, sudah bersih. Sebab, para penjahit juga diberikan makan secara gratis dua kali dalam sehari, yang disediakan Ardi Tailor. Namun, upah yang sedemikian menggiurkan itu, belum mampu menarik kaum muda untuk terjun menjadi penjahit.
Kesulitan dalam mendapatkan tukang potong, ternyata jauh lebih sulit. Dalam tiga tahun terakhir, Ardi justru turun tangan sendiri, dalam menyelesaikan pemotongan pakaian yang masuk sendirian.
“Tidak ada jalan dan pilihan lain, hingga ada tukang potong dengan memiliki ide yang sama, saya akan terjun langsung memotong stel demi stel pelanggan yang masuk ke sini,” ujarnya.
Ardi memang tidak pernah memaksakan anak-anaknya untuk mendalami dan meneruskan usaha yang telah dirintis puluhan tahun itu. Ketiga anaknya kini, mulai mengembangkan usaha sendiri-sendiri.
Mulai dari berdagang sate, air minum isi ulang, hingga jual beli kendaraan. Baginya, usaha ditekuni sesuai dengan hobi dan selera. Sehingga, usaha yang dikembangkan sejiwa dengan pemiliknya.
Usaha menjahit telah mengantarkan pelanggan Harian Haluan itu, dengan berbagai capaian. Mulai dari tanah, rumah, hingga kendaraan. Jika awal tahun 1982 silam, Ardi tidak memiliki satu kendaraan pun, kini hasil usahanya memberikan Ardi kemampuan untuk menunggangi kendaraan yang lumayan mahal.
(Humas Pemko Sawahlunto)

Rahmat Gobel Beri Kesempatan Wako Ekspos Program

SAWAHLUNTO – Hadiri Pameran Pangan Nasional, Walikota Sawahlunto lobi dukungan Menteri Perdagangan RI, dalam upaya mengangkat kerajinan tenun songket Silungkang ke kancah nasional dan internasional.
 
Copyright © 2015. Blog Berita Kota Sawahlunto - All Rights Reserved
Pasa Jalan Dek Batampuah | Lanca Kaji Dek Baulang